JUSTISI.ID || KARAWANG - Menyusul ditemukannya sembilan kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di lingkungan RW 022 Kelurahan Karawang Wetan, Kecamatan Karawang Timur, Kabupaten Karawang, warga setempat bergerak cepat melakukan fogging secara mandiri untuk mencegah terjadinya Kejadian Luar Biasa (KLB).
Kegiatan fogging dilakukan pada Sabtu, 19 Juli 2025 oleh Ketua RW 022, Yani Handayani, bersama para ketua RT 01, 02, dan 04 serta warga. Fogging dilakukan untuk membasmi nyamuk Aedes aegypti yang menjadi penyebab utama penyebaran virus DBD.
Menurut Yani, dari sembilan warga yang terjangkit, salah satunya merupakan balita. Kekhawatiran akan meluasnya penyebaran penyakit menular ini membuat warga RW 022 sepakat untuk segera mengambil tindakan pencegahan.
“Sebelumnya kami sudah melakukan pembersihan lingkungan, seperti memotong rumput di lahan kosong dan membersihkan saluran air. Tapi karena jumlah kasus terus bertambah, kami memutuskan untuk segera melakukan fogging,” ujar Yani.
Ia mengungkapkan bahwa kami sempat mengajukan permohonan fogging ke pihak Puskesmas, namun prosesnya terhambat oleh persyaratan administratif yang dinilai memakan waktu.
“Kalau harus menunggu persyaratan data yang panjang, bisa-bisa ada korban lagi. Maka kami berinisiatif sendiri dan mencari bantuan dari pihak lain yang bisa langsung bergerak,” jelasnya.
Kegiatan fogging akhirnya bisa dilaksanakan tanpa kendala setelah warga bekerja sama dengan relawan fogging dari luar. Petugas fogging pun segera turun tangan tanpa menunggu proses administrasi yang rumit.
Salah satu warga, Romo, menyesalkan lambannya respons pihak terkait dalam menangani situasi darurat kesehatan seperti ini.
“Kalau setiap permintaan harus lewat birokrasi yang panjang, itu sangat berisiko. Jangan menunggu ada korban baru bertindak. Saya minta Pemkab Karawang mengevaluasi kinerja dinas terkait agar lebih sigap jika ada kejadian serupa,” tegasnya.
Romo berharap adanya respons cepat dari pemerintah dan instansi kesehatan dalam menghadapi kasus-kasus DBD, agar kejadian serupa tidak menelan korban lebih banyak lagi.
"Sekali lagi, kami minta kepada pemerintah untuk sigap dan cepat tanggap. Hilangkan birokrasi berbelit demi penyelamatan warga," tandasnya.
Penulis : Tirta