BREAKING NEWS

Loading...

Potret Buramnya Kota Karawang, Lapangan Kerja Susah Didapat Menjadi Pengamen Silver Alternatif dalam Menyambung Hidup

Juli 04, 2025, Jumat, Juli 04, 2025 WIB Last Updated 2025-07-04T11:06:41Z
'Advertisement'ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT

Dok foto Ns pengamen Silver

JUSTISI.ID || KARAWANG - Pemuda asal dusun warudoyong RT 33/09 desa Rengasdengklok selatan berinisial (NS) yang bekerja sehari - hari sebagai manusia silver mencurahkan semua isi hatinya, dalam obrolan santai tersebut ia sebenarnya dia ingin hidup normal dalam artian bekerja seperti para pemuda lain pada umumnya, yang mempunyai pekerjaan tetap untuk menyambung hidup yang lebih baik untuk kedepan nya.


Menurut (NS) tidak ingin seperti ini ( mengecat tubuhnya ) dengan cat berwarna silver ia juga menginginkan hidup normal seperti para pemuda lain nya.



 " Malu sebenarnya, tapi gimana lagi. kalau tidak tidak begini saya bingung bagai mana buat mencukupi kebutuhan sehari - hari, cat ini sebenarnya panas dan juga perih kalau kena mata. tapi ya mau gimana lagi," ucapnya dengan nada sedih sambil menunduk


Dari pengakuan (NS) dirinya sudah berupaya melamar pekerjaan kesana - kesini namun hasil nya tetap nihil, dan menjadi manusia silver menurutnya bukan pilihan tapi karna keadaan yang memaksa.


"Alhmdulillah saya sudah melamar kemana - mana kang, namun belum juga membuahkan hasil, sebenarnya jadi manusia silver bukan lah pilihan baik juga. tapi keterpaksaan saja. mau bagaimana lagi kalau gak seperti ini bagaimana saya mencukupi kebutuhan sehari - hari saya," jelasnya dengan nada lirih 


Selanjutnya ia malah bertanya balik, menurutnya Karawang punya kantor dinas tenaga kerja kan, tapi kenapa ya temen - temen banyak yang ngamen di banding kerja di PT. 


"Apa perusahan tidak butuh tenaga kerja asal Karawang, soalnya yang saya denger PT di kabupaten di dominasi dari pekerja luar daerah Jawabarat. saya bukan bermaksud diskriminasi kang, sama sekali tidak seperti itu. cuman sama akang lihat saja sendiri PT - PT di masing - masing kawasan semua di dominasi teman - teman dari luar Jawabarat," sesalnya 


Ia juga berharap bupati Karawang H. Aep Saepulloh lebih peka lagi terhadap nasib para generasi penerus Karawang atau putra daerah, menurutnya ngamen bukan di jadikan tolak ukur final itu hanya sebagai menjadi alternatif untuk menyambung hidup di era jaman yang semakin maju dan semakin ketatnya juga persaingan.


"Susah nya kesempatan dalam mendapatkan pekerjaan saja kang, ngamen hanya alternatif saja untuk menyambung hidup. apalagi di jaman sekarang kalau pengen kerja harus ada duit jutaan. terpaksa begini saya kesampingkan rasa malu yang paling penting bisa makan," tutupnya


Sementara itu di tempat terpisah Nana Satria Permana Selaku sekertaris FKUB dalam tanggapan nya sangat menyayangkan dinamika kesenjangan yang terjadi di kabupaten  karawang ini, seharusnya pihak pemerintah dapat menekan pihak perusahaan agar lebih mengutamakan dan memprioritaskan penduduk asli pribumi bukan malah sebaliknya hanya menjadi penonton di daerah nya sendiri.


"Pemerintah mesti hadir dalam persoalan pengangguran di kabupaten Karawang,  dan pemerintah harus bisa memasukkan para pemuda/pemudi asli Karawang masuk kerja di perusahaan yg berada di kabupaten Karawang, ironis dan menyedihkan saja. di kota industri sendiri kita  hanya di jadikan penonton, dan demi menyambung hidup para pemuda lebih memilih menjadi pengamen jalanan," pungkasnya 



(D'Sukarya)

Komentar

Tampilkan

Terkini